Tugas Individu
M.K. Dasar-Dasar TIK
REVIEW JURNAL
Vol.
3, No. 2, pp. 69-76, 2003
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI
NIGERIA PADA SEKTOR KESEHATAN
Bayo Idowu, Eyitope Ogunbodede, Bimbo
Idowu
(Obafemi Awolwo University Nigeria)
HASWADI H.
12B08066
PENDIDIKAN
TEKNOLOGI KEJURUAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
TUJUAN
1. Mempermudah bagi tenaga
medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif
2. Mempermudah bagi perawat
dalam memonitor klien
Sebagai populasi yang bertambah dibutuhkan untuk
menemukan cara untuk memperbaiki efisiensi dan kualitas sistem pelayanan
kesehatan pada negara berkembang. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
sudah diidentifikasi sebagai sebuah kendaraan dengan potensi untuk memperbaiki
kualitas sistem pelayanan kesehatan sama baiknya dengan efisiensi pekerja
kesehatan keduanya sama baiknya di negara sudah berkembang dan sedang
berkembang.
TIK dapat merubah wajah dunia dimana kita hidup. TIK
menghidupkan orang-orang untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman dan kolega
didunia seketika itu juga, mendapat akses perpustakaan global, kebutuhan
informasi, dan banyak kesempatan lainnya. TIK dapat juga membawa perubahan pada
sistem pelayanan kesehatan. Jadi, kita dapat mendefinisikan TIK sebagai salah
satu serangan globalisasi. TIK meliputi papan spectrum teknologi komunikasi
dari radio, film, televisi, pers dan telepon bersama dengan banyak partisipan
seperti teater, video dan story telling. Itu juga fokus pada elektronik dan
spectrum seperti email, internet, telepon seluler dan video digital.
TIK datang ke banyak negara afrika menembus institusi
pencarian dan pengembangan, institusi pendidikan atau organisasi internasional.
Pada 1993 beberapa provinsi, Aimaks di Mongolia disediakan dengan komputer
pribadi yang ditemukan oleh WHO dengan tujuan untuk mendukung pelayanan
kesehatan di Nigeria, sejarah dari internet di universitas dapat ditelusuri
untuk projek bersama yang dikerjakan oleh International Center for Theoritical
Physic (ICTP), Trieste, Italy dan Universitas Obafemi Awolowo, pada 1999. Pendahulu
dari TIK pada Universitas Rumah Sakit Pendidikan Nigeria datang sebagai hasil
dari proyek INDEHELA oleh Computing Center dari Universitas Kuopio, Finlandia,
Universitas Obafemi Awolowo pada Era 80an. Di afrika, Afrika Selatan peringkat
atas dari 20 negara didunia dengan perhatian untuk pengguna Internet dan itu 30
kali lebih besar dari negara lain di afrika.
Penelitian ini disajikan dalam penulisan yang akan
membantu Kementrian Kesehatan dan Pemerintah Nigeria untuk memacu kebijakan di
sektor kesehatan. Guna dari TIK Universitas Rumah Sakit Pendidikan akan
membantu semua pasien meliputi salah satu situasi ancaman hidup.
KAJIAN
TIK di Nigeria
Inisiatif pertama tentang TIK di Nigeria dimulai dari
tahun 1950an dengan fokus pada cetakan dan media elektronik. Tidak ada
kebijakan utama atau hasil lainnya yang dicapai karena kontrol pemerintahan
yang ketat. Kesadaran penuh tentang pentingnya TIK tidak ada. Hanya sektor
pribadi yang menunjukan inisiatif TIK (Emadoye, 2002). Administrasi Obesanjo
pada 2001 mendirikan National Information Technology Development Agency (NITDA)
untuk melayani sebagai sebuah kantor untuk penerapan dari kebijakan nasional
pada Teknologi Informasi. NITDA melatih untuk menambah level penetrasi Internet
pada Nigeria tapi fokus agensi tidak hanya pada sistem pelayanan kesehatan.
Telepon seluler di Nigeria
Sistem telepon di Nigeria baru satu tahun. Terobosan pada
infrastruktur telepon timbul pada Januari 2001 ketika seluruh sektor sudah
bebas dengan hak paten dari MTN dan ECONET (perusahaan telepon seluler). Mereka
memasukkan lebih dari satu juta sambungan ke Nigeria dalam satu tahun. Globacom
juga datang untuk hadir. Global System of Mobile Communication (GSM) melakukan
pengembangan dalam kompetisi dari daerah ke daerah dan kota ke kota. Kedatangan
GSM menambah informasi khususnya pada lembaga pembelajaran rumah sakit Nigeria.
Internet di Nigeria
Ada sebuah angka dari faktor – faktor yang mempengaruhi
akses internet di Nigeria dengan biaya sebagai faktor utama. Rata – rata biaya
oleh ISP untuk terhubung ke internet dilarang bagi banyak Universitas Rumah
Sakit Pendidikan Nigeria. Walaupun fakta nya bahwa Universitas Obafemi Awolowo
sudah terhubung ke Internet sejak akhir 90an, menjadi anggota dari Universitas
Rumah Sakit Pendidikan yang belum terhubung ke internet.
METODOLOGI
Penelitian ini membawa untuk meng-investigasi indikator
TIK yang digunakan di Universitas Rumah Sakit Pendidikan Nigeria dan pukulan
dari indikator pada sistem pelayanan kesehatan di Nigeria. Alat-alat digunakan
untuk pertanyaan-pertanyaan, wawancara pribadi dan observasi.
Penelitian ini digunakan oleh empat Universitas Rumah
Sakit Pendidikan : Universitas Obafemi Awolowo, Universitas Ladoke Akintola,
Universitas Rumah Sakit, dan Universitas Lagos. Penulis mengunjungi rumah sakit
untuk menyusun pertanyaan, untuk menuntun wawancara dan untuk observasi
bagaimana indikator TIK (fasilitas Internet dan telepon seluler) apakah
digunakan pada rumah sakit ini.
UGD anak-anak, UGD (Dewasa), ortopedi, Ruangan kelahiran
baru dan setelah kelahiran yang dikunjungi selama empat hari berturut-turut
untuk melihat bagaimana indikator ICT sedang digunakan dan digunakan untuk apa.
Selain itu, penulis melakukan wawancara pribadi dengan 24 dokter, enam di
setiap rumah sakit dan beberapa perawat. Lima puluh kuesioner diberikan kepada
setiap rumah sakit (Dua ratus kuesioner secara keseluruhan), tetapi hanya 161
yang kembali dan seratus empat puluh tujuh orang ditemukan berguna. Data yang
dikumpulkan dianalisis menggunakan SPSS untuk MS Windows.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga indikator TIK
(komputer pribadi, telepon seluler, dan fasilitas Internet) yang tersedia di Universitas
Rumah Sakit Pendidikan Nigeria tapi makalah ini hanya fokus dengan telepon
seluler dan fasilitas internet.
Internet Host
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada Universitas
Rumah Sakit Pendidikan di Nigeria yang terhubung ke Internet. Dari empat rumah
sakit yang dikunjungi selama penelitian tidak ada dari mereka yang terhubung.
Bahkan kita harus pergi ke sebuah cyber kafe untuk akses jaringan dasar seperti
e-mail. Obafemi Awolowo Universitas tersambung ke Internet sejak 90-an tapi
afiliasi Universitas Rumah Sakit Pendidikan tidak tersambung.
Penggunaan Internet
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ahli medis
(termasuk perawat) pemakaian luar (non-rumah sakit) fasilitas Internet. Hampir
satu setengah persen (1,4 %) dari ahli medis yang tidak menggunakan Internet, (70,7
%) menggunakan internet untuk e-mail dan (27,9 %) menggunakannya untuk
browsing.
Mayoritas ahli medis pergi ke cyber cafe untuk mengakses
Internet. Tiga puluh dua persen (30 %) penggunaan Internet untuk praktek medis
mereka dengan “sangat baik”, sedangkan (20 %) menilai itu dengan “sangat
bagus”, (31 %) dengan “baik” sedangkan (17 %) sisanya menilai itu dengan
“adil”. Hal ini menunjukkan bahwa internet sangat penting dalam sistem
pelayanan kesehatan.
Para ahli medis diwawancarai pada penggunaan dan
ketersediaan internet. Selama wawancara mereka menunjukkan bahwa biasanya
mereka pergi ke cyber kafe untuk browsing dan mengirim e-mail ke rekan kerja mereka
dalam dan luar Nigeria. Mereka mengaku bahwa Internet telah sangat membantu
mereka dalam menghubungi rekan-rekan mereka, terutama yang di luar Nigeria, berbagi
perkembangan terbaru dalam medis. Selain itu, melalui internet mereka bisa
mendapatkan buku, jurnal, dan bahan berguna lainnya, yang membantu mereka
sebagai penyedia perawatan medis di Nigeria. Bahkan, salah satu dari mereka
mengatakan kepada kami bahwa Universitas Rumah Sakit Pendidikan Nigeria
mengalami kemunduran karena kurangnya fasilitas internet bahkan bila
dibandingkan dengan negara-negara Afrika lainnya seperti Afrika Selatan. Dia
kemudian mengajukan kasasi ke Pemerintah Nigeria dan Departemen Kesehatan untuk
menemukan solusi tentang masalah koneksi Internet di Universitas Rumah Sakit
Pendidikan Nigeria.
Telepon Seluler
Penggunaan telepon selular di semua Universitas Rumah
Sakit Pendidikan Nigeria dapat ditelusuri kembali ke tahun 2001. Pada waktu itu
GSM tersedia di Nigeria dan dengan cepat ahli medis di Universitas Rumah Sakit
Pendidikan mulai menggunakan ponsel GSM. Rumah sakit yang disurvei dalam
penelitian ini adalah terletak di dalam area cakupan satu atau lebih penyedia
GSM.
Para penulis mewawancarai para ahli medis tentang dampak
ponsel dalam perawatan kesehatan di Universitas Rumah Sakit Pendidikan Nigeria.
Wawancara menunjukkan bahwa telepon selular digunakan untuk berikut:
a. Komunikasi antara
ruangan seperti untuk rujukan pasien dari satu ruangan ke keruangan yang lain.
Dalam salah satu wawancara, bayi dibawa ke ruang darurat untuk masuk. Dokter
mampu memfasilitasi kelahiran melalui telepon seluler.
b. Menghubungi Dokter.
Dokter tidak hadir di rumah sakit mungkin dihubungi ke ponsel mereka jika ada
keadaan darurat. Beberapa dokter menulis nomor ponsel mereka pada dinding di
lingkungan mereka.
c. Konsultasi. Ketika
dokter membutuhkan pendapat kedua mereka menghubungi rekan-rekan mereka untuk
konsultasi via ponsel.
d. Perawatan kesehatan yang
profesional menggunakan ponsel mereka untuk mendapatkan bahan atau peralatan ke
ruangan atau ruang khusus.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa baik manajemen rumah sakit maupun pemerintah Nigeria menyediakan salah satu ponsel yang digunakan oleh para ahli medis. Para ahli medis menggunakan uang mereka sendiri untuk membeli apa yang mereka disebut sebagai “bagian dari peralatan rumah sakit” karena ponsel digunakan di rumah sakit. Demikian pula para ahli medis menggunakan uang mereka sendiri untuk menutupi biaya panggilan masing-masing.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa baik manajemen rumah sakit maupun pemerintah Nigeria menyediakan salah satu ponsel yang digunakan oleh para ahli medis. Para ahli medis menggunakan uang mereka sendiri untuk membeli apa yang mereka disebut sebagai “bagian dari peralatan rumah sakit” karena ponsel digunakan di rumah sakit. Demikian pula para ahli medis menggunakan uang mereka sendiri untuk menutupi biaya panggilan masing-masing.
Kesimpulan
Penelitian ini ditangani dengan indikator TIK yang
digunakan di Universitas Rumah Sakit Pendidikan Nigeria dan dampak pada sistem
penyediaan layanan kesehatan di Nigeria. Berdasarkan temuan penelitian kita
dapat menyimpulkan bahwa TIK telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
positif dari sistem pelayanan kesehatan dalam Pendidikan rumah sakit.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keberhasilan rumah sakit adalah
konektivitas ke Internet dan sangat berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan
yang mereka sediakan.
KOMENTAR JURNAL
Jurnal yang saya ambil menjelaskan tentang fungsi dan
kegunaaan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada sektor pelayanan kesehatan di
nigeria. Disini dilakukan penelitian berupa investigasi pada rumah sakit
pendidikan di nigeria. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat
membantu pasien/keluarga pasien serta para pelayan kesehatan
(dokter/suster/paramedis lainnya). Terlebih karena bersifat online, maka semua
informasi dan hal-hal yang ingin diketahui dapat dinikmati secara langsung.
Keuntungan
Para pengguna rumah
sakit bisa mengakses banyak hal seperti pelayanan konsultasi kesehatan,
pembayaran rumah sakit, dan juga pemesanan obat-obatan. Untuk para pekerja di
rumah sakit seperti dokter (terutama dokter muda), pada beberapa bagian rumah
sakit dapat dipasangi webcam yang bisa diakses sehingga proses pelayanan serta
kegiatan di rumah sakit bisa dipantau secara langsung. Hal ini tentu saja bisa
mengefisienkan kerja masing-masing pekerja di rumah sakit serta membuat waktu
yang digunakan menjadi lebih singkat
Bagi para calon
dokter/suster juga bisa belajar secara
langsung tentang cara menangani pasien/melayani pasien. Mereka dapat melihat proses bedah, perawatan,
maupun proses analisa kesehatan dari seorang pasien dari ruang kelas mereka
secara langsung dengan bantuan webcam. Tentunya dengan terlebih dahulu meminta
izin dari pasien yang bersangkutan. Hal ini tentu saja merupakan sebuah
terobosan baru, sehingga ilmu yang didapatkan dapat lebih terserap sempurna dan
juga bisa diaplikasikan secara langsung.
Peran dokter ataupun pekerja di rumah sakit bisa
dilakukan dengan lebih baik dan efisien. Selain itu, komersialisasi dari rumah
sakit pendidikan tersebut dapat lebih diperluas. Sehingga bisa berimbas pada
pemasukan bagi rumah sakit.
Sistem pemanggilan
juga dapat digunakan secara online, dengan syarat fasilitas internet/koneksi
internet yang digunakan ditunjang dengan baik. Karena sebagaimana yang
diketahui, internet terkadang terbatasi dengan masalah koneksi/jaringan yang
tidak mendukung sehingga harus diatasi dengan baik dan secermat mungkin.
Kerugian
Efek Negatif terhadap
kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh teknologi Informasi dan Komunikasi
adalah
1. Radiasi Monitor
Mata adalah
organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu
sering memfokuskan bola mata ke layar monitor. Tampilan layar monitor yang
terlalu terang dengan warna yang panas seperti warna merah, kuning, ungu,
oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan
cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain seperti
jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata.
Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata. (1,3) Pemakaian
layar monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada mata.
Bila operator
komputer menggunakan soft lens (lensa mata), kelelahan mata akan lebih cepat
terasa, karena mata yang dalam keadaan memfokuskan ke layar monitor akan jarang
berkedip sehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini menyebabkan timbulnya
gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih
memperparah gesekan tersebut, karena udara ruangan ber AC akan kering sehingga
air mata akan ikut menguap.
2. Terganggunya Syaraf
Printer yang
menggunakan sistim buble jet kebisingannya relatif lebihrendah bila
dibandingkan dengan printer sistim dot matrix. Saat ini printer yang paling
rendah kebisingannya adalah sistim laser printer. Kebisingan yang tinggi dapat
mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini dapat berakibat pada kelelahan maupun
rasa nyeri. Adapun batas kebisingan yang diizinkan untuk bekerja selama kurang
dari 8 jam per hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah
dengan kebisingan sekitar 40 – 50 dB. Apabila di dalam ruang kerja terdapat
mesin pendingin (AC), maka kebisingan akan bertambah selain dari suara printer.
3. Repetitive Strain Injury (RSI)
RSI merupakan
sebuah terminologi yang mengacu pada beberapa variasi keluhan kerangka otot
(musculoskeletal). Ini menyangkut keluhan yang dikenal dengan sakit urat otot.
RSI meliputi gangguan lengan atas berkaitan dengan kerja (Work-Related Upper
Limb Disorders) dan luka penggunaan berlebihan yang berhubungan dengan kerja
(Occupational Overuse Injuries).
Keluhan ini
terutama diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk yang statis saat
menggunakan komputer atau menggunakan gerakan tangan yang berulang (repetitive)
setiap hari, beban kerja yang statis (seperti menggenggam mouse), membiarkan
lengan membengkok, dan sejenisnya dalam waktu yang cukup lama. Ini akan
bertambah buruk jika tempat kerja tidak didesain secara ergonomis, misalnya
posisi keyboard dan layar monitor yang terlalu tinggi atau terlampau rendah,
kursi tidak menopang badan untuk duduk tegak, dan sebagainya.
Dari jurnal
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan teknologi informasi
berbasis internet di Nigeria berkembang dengan sangat baik di berbagai sektor
dan mendukung perkembangan positif terutama di bidang kesehatan sehingga
pelayanan kesehatan dapat dimaksimalkan. Sarana penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi yang dimaksud meliputi telepon seluler, layanan internet, dan
juga jaringan internet (baik berupa wifi/LAN). Meskipun harus diminimalisir
penggunaan beberapa peralatan elektronik yang dapat mengganggu fungsi kerja
peralatan penunjang kesehatan di rumah sakit. Sehingga penggunaannya harus
benar-benar disiapkan secara matang dan difungsikan dengan baik. Hal ini bisa
dilihat dari fasilitas yang digunakan di berbagai rumah sakit (dalam jurnal ini
dituliskan pada rumah sakit pendidikan/rumah sakit yang memiliki basis sebagai
pusat pendidikan bagi para calon pekerja di bidang kesehatan). Sarana Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang digunakan dapat berupa mobile phone, komputer
yang memiliki fasilitas internet, dan juga berbagai bentuk perangkat pendukung
Teknologi Informasi dan Komunikasi lainnya.
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan
dapat membantu menunjang ketersediaan pelayanan yang maksimal dalam sektor
pelayanan kesehatan, sehingga bukan hanya pasien yang merasa puas dengan
pelayanan yang didapatkan dari rumah sakit yang berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi tersebut juga berdampak sangat baik kepada pekerja di rumah
sakit (dokter,suster,dsb). Informasi dan pelayanan yang diinginkan didapatkan
secara cepat, efisien dan meng-global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar